3 tahun yg lalu.
Dimulainya sebuah
perjalanan, sebuah proses belajar yang ga bisa di bilang singkat. Waktu yg
telah mengajari mereka apa itu mimpi. Tentang gimana usaha mereka ngewujudin
mimpi itu lewat JKT48.
Setiap keringat
mereka itu ibarat tetes air yang keluar dari mata air. Pasti tahu mereka
mengalir menuju kemana. Meski harus melalui sungai, rawa, selokan, sungai keruh, danau dan muara, mereka yakin
perjalanan mereka bukan tanpa tujuan.
Bahkan ketika menunggu
di samudra, setiap tetes-tetes air itu tau suatu ketika panas dan angin akan
membawa mereka kepucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan lalu menurunkan hujan. Hujan
yang memberi kesejukan dan kehidupan di atas bumi ini untuk banyak orang.
Kiasan itu adalah
mereka. Mereka tau tujuannya, seperti air itu. Itulah yang biasa disebut dengan
“cita-cita”. Cita cita yg mereka coba raih disini.
Jadi idol bukan
perkara mudah.
Walau gue ga pernah berada di posisi mereka sih. Tapi seengaknya
gue bisa lihat gimana perjuangan mereka buat mencapai sukses 3 tahun ini.
Apalagi sebagian
member itu masih bocah di bawah umur, sebagian ya. Mungkin kalo kita liat di
dompetnya. Kita ga akan nemuin KTP disana.
Mimpi mereka ga
sekompleks pengen ngerubah dunia, bikin manusia bisa terbang kaya burung, atau
bikin mesin waktu kaya doraemon. Tapi gue cukup bangga, karna setidaknya mereka
masih bisa berani punya mimpi saat anak anak yang lain seumuran mereka masih
sibuk ngomongin barang bermerk atau gimana caranya bisa hang out sama temen
temen setiap hari.
Pernah kepikiran
juga ga sih, kadang mereka ngertiin diri mereka aja masih harus belajar lho.
Lah ini di suruh ngertiin maunya banyak fans.
Dikritik, mereka
harus bisa memperbaiki point yg menurut orang lain perlu di perbaikin.
Dipuji, mereka
harus bisa pertahanin pujian itu dan bertanggung jawab sama apa yang dipuji.
Jujur…
Susah.
Katanya sih “Tugas
idol itu tentang membuat garis melengkung bahagia di bibir banyak orang,
selalu, bahkan dalam situasi mereka yang paling buruk.”
Dan di jeketi ini
mereka belajar, belajar gimana caranya ngadepin orang lain, gimana caranya
nutupin capeknya seharian yg ga boleh di luapin waktu theater. Udah seharusnya
usaha mereka latihan setiap hari, ngapalin banyak lagu, ngapalin banyak
blockingan, ngatur waktu sekolah sama latihan perlu di apresiasi. Dan jujur
mereka layak dukung.
Di jeketi juga gue mengenal
istilah oshi, dulu sebelumnya gue fikir oshi itu masih kerabat deketnya oshin
(?)
Ternyata salah,
oshi itu dalam artian member yg kita dukung.
“Eh liat itu Oshi
saya!” seberapa banyak nama Shania Junianatha di JKT48 sih? segitu juga jumlah
oshi gue.
Buat gue dia itu
luar biasa. Atau ada kata lain yg lebih dari kata luar biasa?
She is young girl
with a big determination. ^^
Gue memilih dia
sebagai oshi bukan karna dia sempurna, gue yakin pasti dia juga punya
kekurangan. Dan gue ga begitu tertarik dengan kekurangannya sih. Gue juga sadar
gue ngeoshiin seorang manusia bukan seorang malaikat :p dan kita semua juga ga
nuntut dia buat jadi yg sempurna kok. ^^
Entah kenapa dulu
dari banyaknya member yg ada dia yg paling terihat di mata gue. Bukan karna dia
tinggi. Tapi karna dia yg paling atraktif.
Dan dia menarik
dengan caranya sendiri.
Sampai sekarang >.<
Sampai sekarang >.<
Mungkin 3 tahun ini
mereka udah melewati banyak fase dan proses. Jatuh, sakit, berusaha bangun dan
belajar lagi.
Ga papa. Kalo ga
jatuh, ga akan merasakan sakit dan ga akan tau bagaimana rasanya berjuang untuk
bangun dan belajar lagi. Memang yang dimaksud hidup berwarna itu ya seperti
itu. Rasanya keren kan, jika hidup warna-warni? Mulai dari gelap sampai terang,
ada semua dan bisa dirasakan.
Intinya sih selama
3 tahun ini pasti banyak kenangan buat member itu sendiri. Banyak yg datang dan
pergi ya, Klasik. Tapi..... “Kenangan itu mengajarkan kita satu hal, waktu gak
bisa diminta untuk berputar kembali kebelakang. Seperti apapun waktu itu
berjalan, berusahalah memberikan yang terbaik untuk dikenang.”
Terus saling
menguatkan ya! percaya kalo semua orang punya kesempaatan yang sama buat
ngeraih mimpi-mimpi itu. Seems like every impossible things is possible when I
talk to them.
Belajar itu
menikmati prosesnya. Tetap bertahan untuk terus menekuninya.
Selamat berkarya
Selamat menikmati
Semoga terus menginspirasi
:)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar