Rabu, 17 Desember 2014

Selama 3 tahun dia menarik dengan caranya sendiri. ^^

3 tahun yg lalu.


Dimulainya sebuah perjalanan, sebuah proses belajar yang ga bisa di bilang singkat. Waktu yg telah mengajari mereka apa itu mimpi. Tentang gimana usaha mereka ngewujudin mimpi itu lewat JKT48.

Setiap keringat mereka itu ibarat tetes air yang keluar dari mata air. Pasti tahu mereka mengalir menuju kemana. Meski harus melalui sungai, rawa, selokan, sungai  keruh, danau dan muara, mereka yakin perjalanan mereka bukan tanpa tujuan.

Bahkan ketika menunggu di samudra, setiap tetes-tetes air itu tau suatu ketika panas dan angin akan membawa mereka kepucuk-pucuk gunung. Menjadi awan dan lalu menurunkan hujan. Hujan yang memberi kesejukan dan kehidupan di atas bumi ini untuk banyak orang.
Kiasan itu adalah mereka. Mereka tau tujuannya, seperti air itu. Itulah yang biasa disebut dengan “cita-cita”. Cita cita yg mereka coba raih disini.

Jadi idol bukan perkara mudah.

Walau gue ga pernah berada di posisi mereka sih. Tapi seengaknya gue bisa lihat gimana perjuangan mereka buat mencapai sukses 3 tahun ini.

Apalagi sebagian member itu masih bocah di bawah umur, sebagian ya. Mungkin kalo kita liat di dompetnya. Kita ga akan nemuin KTP disana.

Mimpi mereka ga sekompleks pengen ngerubah dunia, bikin manusia bisa terbang kaya burung, atau bikin mesin waktu kaya doraemon. Tapi gue cukup bangga, karna setidaknya mereka masih bisa berani punya mimpi saat anak anak yang lain seumuran mereka masih sibuk ngomongin barang bermerk atau gimana caranya bisa hang out sama temen temen setiap hari.

Pernah kepikiran juga ga sih, kadang mereka ngertiin diri mereka aja masih harus belajar lho. Lah ini di suruh ngertiin maunya banyak fans.

Dikritik, mereka harus bisa memperbaiki point yg menurut orang lain perlu di perbaikin.

Dipuji, mereka harus bisa pertahanin pujian itu dan bertanggung jawab sama apa yang dipuji.

Jujur…

Susah.

Katanya sih “Tugas idol itu tentang membuat garis melengkung bahagia di bibir banyak orang, selalu, bahkan dalam situasi mereka yang paling buruk.”

Dan di jeketi ini mereka belajar, belajar gimana caranya ngadepin orang lain, gimana caranya nutupin capeknya seharian yg ga boleh di luapin waktu theater. Udah seharusnya usaha mereka latihan setiap hari, ngapalin banyak lagu, ngapalin banyak blockingan, ngatur waktu sekolah sama latihan perlu di apresiasi. Dan jujur mereka layak dukung.

Di jeketi juga gue mengenal istilah oshi, dulu sebelumnya gue fikir oshi itu masih kerabat deketnya oshin (?)

Ternyata salah, oshi itu dalam artian member yg kita dukung.

“Eh liat itu Oshi saya!” seberapa banyak nama Shania Junianatha di JKT48 sih? segitu juga jumlah oshi gue.

Buat gue dia itu luar biasa. Atau ada kata lain yg lebih dari kata luar biasa?

She is young girl with a big determination. ^^

Gue memilih dia sebagai oshi bukan karna dia sempurna, gue yakin pasti dia juga punya kekurangan. Dan gue ga begitu tertarik dengan kekurangannya sih. Gue juga sadar gue ngeoshiin seorang manusia bukan seorang malaikat :p dan kita semua juga ga nuntut dia buat jadi yg sempurna kok. ^^

Entah kenapa dulu dari banyaknya member yg ada dia yg paling terihat di mata gue. Bukan karna dia tinggi. Tapi karna dia yg paling atraktif.

Dan dia menarik dengan caranya sendiri. 

Sampai sekarang >.<

Mungkin 3 tahun ini mereka udah melewati banyak fase dan proses. Jatuh, sakit, berusaha bangun dan belajar lagi.

Ga papa. Kalo ga jatuh, ga akan merasakan sakit dan ga akan tau bagaimana rasanya berjuang untuk bangun dan belajar lagi. Memang yang dimaksud hidup berwarna itu ya seperti itu. Rasanya keren kan, jika hidup warna-warni? Mulai dari gelap sampai terang, ada semua dan bisa dirasakan.

Intinya sih selama 3 tahun ini pasti banyak kenangan buat member itu sendiri. Banyak yg datang dan pergi ya, Klasik. Tapi..... “Kenangan itu mengajarkan kita satu hal, waktu gak bisa diminta untuk berputar kembali kebelakang. Seperti apapun waktu itu berjalan, berusahalah memberikan yang terbaik untuk dikenang.”

Terus saling menguatkan ya! percaya kalo semua orang punya kesempaatan yang sama buat ngeraih mimpi-mimpi itu. Seems like every impossible things is possible when I talk to them.

Belajar itu menikmati prosesnya. Tetap bertahan untuk terus menekuninya.


Selamat berkarya
Selamat menikmati

Semoga terus menginspirasi  :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar